BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

29 Juni 2009

Solo Batik Carnival II




Tahun 2008, Kota Solo sukses menyelenggarakan Solo Batik Carnival. Ribuan orang tumpah ruah di sepanjang Jalan Brig. Jend. Slamet Riyadi untuk menyaksikan kemerian SBC yang baru pertama kali digelar Kota Solo. Di tahun 2009 ini, kembali diselenggarakan Solo Batik Carnival II. Agenda Solo Batik Carnival digelar mulai tanggal 26 – 28 Juni 2009 dan acara puncaknya dilaksanakan pada 28 Juni 2009. SBC II dikomandani oleh Dynand Fariz yang juga Presiden Jember Fashion Carnival. SBC II mengangkat tema topeng.
Ada tiga jenis topeng yang digunakan untuk karnaval ini yaitu Panji yang menggambarkan topeng halus seorang raja dengan kehalusan dan kecantikannya, Kelana yaitu topeng yang menggambarkan ksatria atau raksasa yang menggambarkan amarah dan kemarahan dalam pertempuran, serta Gecul yaitu topeng yang menggambarkan punakawan (abdi dalem) yang dengan tingkah lucunya dan wajah komedi. Peserta SBC II berjumlah 300 orang yang terdiri dari anak-anak, remaja, karyawan, ibu-ibu rumah tangga di Solo. Peserta SBC II berangkat dari Center Point, Purwosari dengan berjalan kaki sambil menari serta mengenakan kostum dengan motif batik beraneka warna dan topeng sejauh 6,5 km dan berakhir sampai di halaman Balikota Surakarta.


Salah satu peserta SBC II yang tampil all out

Kegiatan SBC II menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Purnomo Subagyo, menelan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2009 sebesar Rp 100 juta. Sisa kebutuhan dana akan ditanggung pihak ketiga.
Wali Kota Solo Joko Widodo mengatakan, SBC dan Solo International Ethnic Music (SIEM) telah masuk sebagai dua dari tujuh agenda tahunan yang disusun stakeholder pariwisata nasional. Penyelenggaraan SBC, katanya, merupakan upaya membentuk brand atau citra Solo sebagai Spirit of Java.


Walaupun dengan kostum yang berat, peserta SBC II tetap menebar senyum pada penonton

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mendapat tugas melepas rombongan SBC II, beliau juga masuk ke dalam rombongan peserta dengan menaiki kereta kuda. Dalam kesempatan itu, Mari mengatakan, acara tersebut dapat mendukung upaya masyarakat untuk menjadikan warisan budaya yang ada sebagai aset yang bernilai ekonomi. Ia menambahkan, Indonesia kaya akan budaya yang bila dikembangkan dengan baik akan memberikan nilai tambah. Budaya Indonesia yang sangat beragam jenis maupun produknya merupakan landasan bagi berkembangnya ekonomi kreatif yang sedang diprogramkan oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai ekspor.

Peserta SBC II dengan tema topeng Gecul

Namun sangat disayangkan dalam penyelenggaraan SBC II adalah molornya waktu. Semula dijadwalkan karnaval dimulai pukul 13.00 WIB, namun baru pukul 15.00 WIB, peserta SBC II mulai berjalan. Penonton tidak hanya dari Kota Solo saja, namun dari luar kota yang sengaja datang ke Solo untuk menikmati SBC II. Penonton sudah memenuhi sepanjang Jalan Brig. Jend. Slamet Riyadi sejak pukul 13.00 WIB.



Tetap menghibur penonton dengan ekspresi muka yang lucu

Selain molornya penyelenggaraan, penonton pun kurang tertib. Penonton saling mendorong untuk maju ke depan, sehingga runway untuk peserta SBC II yang semula diinginkan panitia selebar 12 meter, menciut menjadi 2 meter. Peserta SBC II pun terpaksa berjalan satu per satu. Ada juga peserta SBC II yang tertinggal 1 km dari rombongannya karena menunggu penonton ditertibkan oleh panitia.



Semoga dengan diselenggarakannya Solo Batik Carnival, Batik bisa mendunia dan bisa mengangkat citra Kota Solo sebagai Spirit of Java. Harapan kedepannya adalah agar panitia pelaksananya bisa tepat waktu, tidak terlalu molor, dan penonton pun bisa diajak kerja sama untuk tertib dalam menikmati SBC.










referensi: http://solobatikcarnival.com/
all photos by rani - the starlight queen

19 Juni 2009

Bakmi Thik-Thok

Banyak sekali kuliner Indonesia, sangat beragam dan semuanya membuat aku ingin mencobanya. Tapi kali ini, aku tidak perlu jauh-jauh atau mengeluarkan tenaga dan uang ekstra untuk transportasi karena kuliner yang satu ini dijual dengan gerobak keliling. Bakmi goreng… Bakmi goreng ini berbeda dengan bakmi goreng yang biasanya dijual juga dengan gerobak. Aku menyebutnya Bakmi Thik-Thok, karena pedagangnya selalu memukul alat seperti kenthongan. Bakmi ini lewat di depan rumahku malam, biasanya jam 8 malam atau mungkin jam 10 malam. Seperti ini yang membuat perutku buncit. Bakmi goreng ini sudah ada sejak aku masih kecil. Yang membuat bakmi goreng favoritku ini berbeda dengan yang lainnya adalah cara memasaknya yang masih menggunakan arang bukan kompor gas. Arang ini yang membuat cita rasa yang maknyoooooosss.. Selain dimasak dengan arang sebagai pemanasnya, bakmi goreng ini tidak disertai suwiran daging ayam potong seperti kebanyakan tukang bakmi melakukannya. Tapi yang digunakan untuk melengkapi kedahsyatan bakmi goreng ini adalah suwiran ayam kampung. Wuidddddihhhh, mantab!!!! Selain bakmi dan suwiran ayam kampung, isi dari bakmi goreng ini adalah telur ayam, cap cay (gandum yang digoreng dan dipotong kecil-kecil) dan sayuran (sawi dan kubis). Setelah selesai dimasak, bakmi goreng ditaburi dengan bawang merah yang digoreng dan acar. Waaaaaaa…enak!!!!! Berapa uang yang harus dirogoh untuk menebus sepiring bakmi goreng ala Jawa yang maknyoooosss itu? Cukup satu lembar lima ribuan rupiah dan dua lembar seribuan rupiah alias Rp 7.000,00. Murah kan? Indonesia memang kaya akan kuliner. Mari kita lestarikan kuliner Indonesia!

01 Juni 2009

Sebuah Kesempatan

Seringkali sebuah kesempatan yang kita anggap adalah kesempatan biasa kenyataannya adalah sebuah kesempatan emas. Dan seringkali pula kita kecewa dan menyesal tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Terlalu lama mengambil keputusan merupakan salah satu alasan mengapa kita melewatkan sebuah kesempatan dalam hidup kita. Memang mengambil keputusan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dan tidak pula terlalu lama seperti mengharapkan seorang bayi bisa berjalan sendiri. Secangkir teh hangat mungkin bisa menemani kita ketika kita menyesal dan masih belum percaya bahwa kesempatan itu telah sirna. Hidup kita hanya sekali, manfaatkan sebuah kesempatan dengan sebaik mungkin agar kita tidak kecewa dan menyesal di kemudian hari. Kesempatan tidak akan datang dua kali dalam hidup kita, jadi bijaksanalah dalam memanfaatkan kesempatan yang ada. Jangan sampai kesempatan yang seharusnya bisa kita manfaatkan hanya menjadi sebuah dongeng pengantar tidur untuk anak-cucu kita kelak.