referensi: http://solobatikcarnival.com/
all photos by rani - the starlight queen
twinkle-twinkle little star how I wonder what you are.. up above the world so high like a diamond in the sky ..
by: the starlight queen di 21.50 0 komentar
Tags: liputan
Banyak sekali kuliner Indonesia, sangat beragam dan semuanya membuat aku ingin mencobanya. Tapi kali ini, aku tidak perlu jauh-jauh atau mengeluarkan tenaga dan uang ekstra untuk transportasi karena kuliner yang satu ini dijual dengan gerobak keliling. Bakmi goreng… Bakmi goreng ini berbeda dengan bakmi goreng yang biasanya dijual juga dengan gerobak. Aku menyebutnya Bakmi Thik-Thok, karena pedagangnya selalu memukul alat seperti kenthongan. Bakmi ini lewat di depan rumahku malam, biasanya jam 8 malam atau mungkin jam 10 malam. Seperti ini yang membuat perutku buncit. Bakmi goreng ini sudah ada sejak aku masih kecil. Yang membuat bakmi goreng favoritku ini berbeda dengan yang lainnya adalah cara memasaknya yang masih menggunakan arang bukan kompor gas. Arang ini yang membuat cita rasa yang maknyoooooosss.. Selain dimasak dengan arang sebagai pemanasnya, bakmi goreng ini tidak disertai suwiran daging ayam potong seperti kebanyakan tukang bakmi melakukannya. Tapi yang digunakan untuk melengkapi kedahsyatan bakmi goreng ini adalah suwiran ayam kampung. Wuidddddihhhh, mantab!!!! Selain bakmi dan suwiran ayam kampung, isi dari bakmi goreng ini adalah telur ayam, cap cay (gandum yang digoreng dan dipotong kecil-kecil) dan sayuran (sawi dan kubis). Setelah selesai dimasak, bakmi goreng ditaburi dengan bawang merah yang digoreng dan acar. Waaaaaaa…enak!!!!! Berapa uang yang harus dirogoh untuk menebus sepiring bakmi goreng ala Jawa yang maknyoooosss itu? Cukup satu lembar lima ribuan rupiah dan dua lembar seribuan rupiah alias Rp 7.000,00. Murah kan? Indonesia memang kaya akan kuliner. Mari kita lestarikan kuliner Indonesia!
by: the starlight queen di 18.57 0 komentar
Seringkali sebuah kesempatan yang kita anggap adalah kesempatan biasa kenyataannya adalah sebuah kesempatan emas. Dan seringkali pula kita kecewa dan menyesal tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Terlalu lama mengambil keputusan merupakan salah satu alasan mengapa kita melewatkan sebuah kesempatan dalam hidup kita. Memang mengambil keputusan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dan tidak pula terlalu lama seperti mengharapkan seorang bayi bisa berjalan sendiri. Secangkir teh hangat mungkin bisa menemani kita ketika kita menyesal dan masih belum percaya bahwa kesempatan itu telah sirna. Hidup kita hanya sekali, manfaatkan sebuah kesempatan dengan sebaik mungkin agar kita tidak kecewa dan menyesal di kemudian hari. Kesempatan tidak akan datang dua kali dalam hidup kita, jadi bijaksanalah dalam memanfaatkan kesempatan yang ada. Jangan sampai kesempatan yang seharusnya bisa kita manfaatkan hanya menjadi sebuah dongeng pengantar tidur untuk anak-cucu kita kelak.
by: the starlight queen di 22.58 0 komentar