Kota Solo merupakan Kota Budaya. Berbagai kegiatan seni budaya terus
dilakukan untuk menarik minat wisatawan baik domestik maupun asing berkunjung
ke Solo. Setelah beberapa waktu lalu sukses dengan Solo Batik
Carnival 2, kini Pemerintah Kota Solo bekerja sama denga Pura Surakarta
menyelenggarakan pagelaran budaya bertajuk Mangkunegaran Performing Art.
Mangkunegaran Performing Art berlangsung Sabtu - Minggu ( 4-5
Juli 2009 ) di Pendapa Pura Mangkunegaran Surakarta. Dalam MPA, ditampilkan
seni budaya karya KGPAA Mangkunegara IV, VII, dan VIII yang dipentaskan oleh
penari dan pelaku seni dari Pura Mangkunegara. Pentas budaya ini berlangsung
mulai pukul 19.00 WIB.
Hari pertama, Sabtu, 4 Juli 2009, Mangkunegaran Performing
Art menampilkan Tari Serimpi Moncar, Panembromo, Tari Topeng Sekartaji, dan
Wayang Kulit.
Tari Srimpi Moncar ditarikan empat penari. Tarian tersebut
diciptakan oleh KGPAA Mangkunegara VII. Tarian ini merupakan tarian yang unik
dan menarik karena dua penari menggunakan kostum China, sedangkan dua penari
lainnya menggunakan kostum Tari Srimpi khas Pura Mangkunegaran. Selain
itu, penari yang mengenakan kostum China memakai senjata berupa pistol dan
penari yang mengenakan kostum Tari Srimpi khas Pura Mangkunegaran membawa
senjat tradisional berupa busur panah dan anak panah.
Setelah Tari Srimpi Moncar, dilanjutkan dengan Panembro yaitu
paduan suara dengan tembang Jawa yang disuguhkan secara apik oleh anak didik di
Sanggar Soeryo Soemirat. Selanjutnya fragmen Tari Dewi Sekartaji mengambil
cerita Gedog dengan tokoh utama Dewi Sekartaji. Dalam fragmen ini mengungkapkan
peristiwa peperangan yang terjadi antara Klana Sewandana dan Kerajaan
Bantarangin melawan Panji Inukertapati dari negeri Kediri untuk merebut Dewi
Sekartaji putri dari Kerajaan Daka. MPA berlangsung dengan meriah, hal ini
dibuktikan oleh tingginya antusias masyarakat yang berdesak-desakan untuk
menyaksikan MPA. MPA di hari pertama ditutup dengan manis oleh pertunjukan
wayang kulit.
Pada hari kedua, Minggu, 5 Juli 2009, MPA dibuka dengan Tari
Gambyong Retno Kusumo yang diciptakan KGPAA Mangkunegara VIII. Tarian ini
merupakan sejenis tarian untuk pergaulan masyarakat. Tarian ini memiliki teknik
gerak dan irama serta pola kendhangan yang rumit, menampilkan tari yang luwes
dan menarik.
Selanjutnya disuguhkan Tari Bandabaya yang merupakan tarian
yang diciptakan pada masa KGPAA Mangkunegara IV yang bertema keprajuritan yang
diperagakan secara berpasangan, baik gerak tari, tata rias dan busana, maupun tameng
yang digunakan.
Selain itu juga ada Peragaan Busana Adat Pura Mangkunegaran
yang merupakan acara peragaan busana adat mulai dari busana Putra – Putri Pura
Mangkunegaran dari kecil hingga hari pernikahan, hingga busana yang dikenakan
oleh Permaisuri maupun Raja.
Sebelum penutupan MPA, dipentaskan Langendriyan yaitu drama
tari berdialog tembang Jawa.
MPA merupakan salah satu dari beberapa acara kebudayaan yang
sukses diselenggarakan guna mengangkat citra kota budaya untuk Solo.